Lynx , Framework TikTok jadi Open Source

Advertisements

Framework pengembangan aplikasi multi platform semakin semarak. Hal ini dapat terjadi setelah raksasa teknologi asal Cina, ByteDance merilis source code framework Lynx secara publik.

Baca artikel ini untuk cari tahu lebih banyak tentang apa itu Lynx Framework.

Advertisements

Apa Itu Lynx?

Lynx adalah framework user interface lintas platform yang dikembangkan oleh ByteDance – perusahaan yang sama di balik aplikasi TikTok – dan baru-baru ini membuka akses ke publik pada tanggal 5 Maret 2025.

Framework Lynx dirancang agar para web developer dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk membangun native user interface yang berjalan di platform mobile (Android dan iOS) serta web. Dengan menggabungkan kekuatan teknologi web dan performa native, Lynx menawarkan solusi bagi pengembang yang ingin mengurangi biaya dan waktu pengembangan aplikasi lintas platform.

Arsitektur dan Teknologi Inti

Salah satu fitur unggulan Lynx adalah penggunaan _dual-threaded architecture yang memungkinkan runtime utama (yang bertanggung jawab untuk merender antarmuka pengguna secara instan) berjalan terpisah dari runtime latar belakang (yang menangani operasi non-blok dan logic aplikasi).

Arsitektur ini membantu dalam memberikan rendering frame pertama secara instan (Instant First-Frame Rendering) serta menjaga responsivitas antarmuka, yang sangat penting untuk aplikasi berskala besar seperti TikTok.

Lynx Framework

Lebih lanjut, Lynx menggunakan engine rendering berbasis Rust, yang terkenal karena kecepatan dan keamanan memori. Pendekatan pengembangan yang menggabungkan JavaScript dengan tools yang ditulis menggunakan Rust memungkinkan performa tinggi dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.Lewat pendekatan ini, Lynx berhasil memberikan solusi rendering native tanpa overhead dari JavaScript yang sering menjadi masalah pada framework lain seperti React Native.

Advertisements

Ekosistem dan Prospek Pengembangan

Walaupun Lynx baru saja dirilis sebagai open source, dukungan teknis dan komunitas internal dari TikTok telah memberikan prospek di masa depan. Framework ini mendapat dukungan finansial, teknis, dan komunitas dari TikTok, yang merupakan salah satu aplikasi dengan pengguna terbanyak di dunia.

Lynx Framework

Meskipun saat ini ekosistem pihak ketiga dan dokumentasi masih dalam tahap pengembangan, prospek pertumbuhan komunitas diharapkan meningkat secara signifikan seiring dengan meningkatnya penggunaan framework ini dalam pengembangan.

Dalam jangka panjang, Lynx memiliki potensi untuk menjadi alternatif utama dalam pengembangan aplikasi lintas platform. Adopsi di kalangan perusahaan besar dan peningkatan jumlah library serta plugin pihak ketiga akan menjadi indikator penting bagi keberhasilan framework ini. ByteDance berkomitmen untuk menyediakan dokumentasi yang lengkap dan panduan penggunaan yang mudah diikuti. Harapannya, para pengembang akan semakin tertarik untuk mengeksplorasi dan berkontribusi pada ekosistem Lynx.

Penggunaan Lynx

Lynx telah digunakan untuk panel pencarian (Search panel) pada aplikasi TikTok dan juga untuk TikTok Studio, aplikasi pembuatan dan pengelolaan konten bagi para kreator TikTok, serta berbagai keperluan lainnya.

Dalam forum Hacker News, seorang member dengan username suzakus, yang mengaku bekerja di ByteDance, menyampaikan bahwa beberapa bagian paling penting dari client iOS dan Android ditulis dalam C++ agar dapat dijalankan secara portabel di berbagai platform. Sedangkan komponen lainnya ditulis dengan Kotlin atau Swift, termasuk sebagian besar elemen UI.

Kedepannya, ByteDance akan merilis open source code untuk lebih banyak komponen Lynx, termasuk komponen UI tambahan, custom renderer, animasi Lotie, dan frameworkfrontend lainnya. Selain itu, framework ini nantinya akan diperluas ke platform lain seperti desktop, TV, dan perangkat IoT.



Advertisements

Tantangan dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Meskipun memiliki banyak keunggulan, Lynx juga menghadapi beberapa tantangan. Dua di antaranya adalah ukuran komunitas yang masih kecil dan ekosistem library pihak ketiga yang terbatas dibandingkan dengan React Native dan Flutter.

Hal ini dapat mempengaruhi proses debugging serta integrasi dengan modul-modul tambahan. Selain itu, karena masih dalam tahap awal pengembangan, kompatibilitas dengan perangkat lama atau sistem operasi yang lebih tua juga menjadi perhatian penting.

Ikuti berita terbaru seputar teknologi hanya di Tonjoo Studio!

Last Updated on Maret 27, 2025 by Kevin_Tonjoo

Bagikan ke:
taufiq.prasetya
Ditulis oleh

taufiq.prasetya

Penggemar teknologi informasi dan sepak bola. Suka ngobrolin IT sembari minum kopi. Fans Manchester United garis tabah.

Advertisements

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.